Jumat, 01 April 2022

Bahan Ajar Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti Kelas VII


Materi ajar pada prinsipnya sudah menjadi bagian integral dari kehadiran seorang guru ataupun pendidik. Keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Berikut merupakan materi atu bahan ajar Pendidikakn Agama Katolik Kelas VII  yang sengaja dibuat untuk digunakan, semoga bermanfaat...

Gambar Tuhan Yesus Bersama Anak Kecil
kibrispdr.org.pic.




KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan karena rahmat dan kasih-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Apa yang diuraikan dalam buku ini, menjadi pegangan bagi pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sesuai silabus dan RPP. Materi yang disajikan merupakan bahasan atas kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam bingkai kurikulum 2013. Referensi pokok yang digunakan dalam uraian materi ini sejatinya berasal dari buku pegangan yang direkomendasikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.Bahan ajar ini juga diperkuat dengan referensi atau sumber-sumber lain yang relevan sesuai dengan pokok pembahasan yang kontekstual di zaman milenial. Kiranya dengan kehadiran bahan ajar ini, pendidik dan peserta didik semakin terbantu untuk mendalami materi-materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Debubot, 13 Juli 2021



Yosep Mau, S.Fil



BAB 1

MANUSIA CITRA ALLAH 
 
Lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam bab ini yakni:

1. Manusia diciptakan secara unik, dan keunikan yang dimilikinya semata-mata merupakan anugerah Allah, dan karena keunikannya itu pula maka di mata Tuhan setiap orang berharga.

2. Allah menciptakan manusia sebagai citra-Nya, bukan tanpa alasan, sebab dalam kedudukannnya sebagai citra Allah setiap manusia dipanggil dan diutus untuk bekerjasma dengan Tuhan dalam mengembangkan karya ciptaan-Nya menurut kehendak-Nya.

3. Keunikan manusia sebagai citra Allah mengisyaratkan bahwa setiap manusia dibekali oleh Tuhan dengan kemampuan berbeda untuk saling mengembangkan diri.

4. Perbedaan kemampuan yang dianugerahkan Tuhan mengajak setiap orang untuk sadar akan keterbatasan dirinya sehingga mampu menempatkan diri secara benar dalam pergaulan di tengah sesama.

5. Kesadaran bahwa diri kita diciptakan sebagai citra Allah yang unik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya itu diharapkan mampu mendorong kita untuk bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkannya.

A. Aku Citra Allah Yang Unik

Setiap manusia itu unik tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat atau kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya.(1)

v Keunikan diri merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Bukankah sulit dibayangkan bila semua manusia itu sama dalam segala hal.

v Tetapi dalam menghadapi keunikan sering ditemukan 2 sikap diantaranya:

a. Yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah. (2). Ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apapun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian ia tidak akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja.

b. Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang demikian akan merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan apapun demi menutup diri, misalnya: operasi plastik. Orang yang demikian menganggap seolah penampilan luar lebih penting.

c. Istilah citra Allah hanya dikenakan pada manusia tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah.

d. Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi:

· Ia bukan hanya sesuatu melaikan seseorang

· Ia mengenal diri sendiri

· Menjadi tuan atas diri sendiri

· Mengabdikan diri dalam kebebasan

· Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain

· Dipanggil membangun relasi dengana Allah penciptanya

e. Sebagai citra Allah manusia sepantasnya memancarkan diri Allah yakni:

· Jikalau Allah Maha Rahim, manusia pun harus penuh pengampunan.

· Jikalau Allah Maha Baik maka manusia pun harus bermurah hati.

· Sebagai citra-Nya Allah melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan dan hati nurani.

Kemampuan dasar inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah lainnya, dan karena kemampuan inilah manusia dikatakan sebagai ciptaan yang luhur (Bdk kejadian 1:26-28).

B. TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH


Suatu saat remaja akan dihadapkan pada pertanyaan: “kalau Allah tetap menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya itu baik adanya, mengapa saat ini banyak kerusakan atas ciptaan Allah dan bahkan kerusakan itu sekaligus menjadi ancaman bagi hidup manusia?”Ketegangan antara pemahaman yang diperoleh dari agama dan realitas kesehariannya yang mereka lihat, dapat menimbulkan berbagai pertanyaan lanjutan, seperti: “kalau begitu, siapa yang salah? Apa yang sesungguhnya diperintahkan atau ditugaskan Allah kepada manusia?”dalam taraf usia perkembangan mereka, mereka perlu dibantu menemukan jawaban yang masuk akal, sekaligus dapat dipertanggungjawabkan. Sesungguhnya kitab kejadian, telah secara jelas menyebutkan tugas manusia sebagai citra Allah itu.

a. Bencana banjir, tanah longsor, kelaparan, kepadatan penduduk dan perumahan yang kumuh, wabah berbagai bencana penyakit, sepertinya menjadi berita yang amat kerap kita dengar. Rupanya keutuhan alam ciptaan Tuhan sudah mengalami kerusakan yang sedemikian parah.

b. Alam ciptaan saat ini seolah berwajah ganda. Disatu pihak manusia membutuhkan dan tergantung dari padanya, tetapi dilain pihak juga menjadi ancaman bagi manusia.

c. Siapa yang salah? Tuhan atau manusia? Apakah semua manusia bersalah? Faktor penyebab utama adalah egoisme dan keserakahan sebagian manusia yang memanfatkan dan mengolah alam hanya demi keuntungan diri dan keluarga atau kelompok, tanpa berfikir soal kesejahteraan manusia kebanyakan dan tanpa berfikir bahwa generasi manusia berikutnya juga berhak menikmati ciptaan Tuhan yang baik adanya. Tetapi semua manusia juga dapat dianggap ikut bersalah bila mana ia tidak peduli terhadap perusakan yang terjadi, membiarakan orang-orang egois dan serakah tersebut tetep pada tindaknnya.

d. Yang penting bukan mencari kambing hitam untuk menyalahkan, melainkan perlunya setiapa orang merefleksikan kembali apa yang sesunggunya ditugaskan oleh Allah kepada dirinya. Untuk itu, kita harus kembali pada landasan kitab suci (kej 1:26-30)


C. AKU MEMILIKI KEMAMPUAN

Hanya sebagian kecil remaja SMP yang sudah mampu mengenali dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, khususnya mereka yang memiliki kemampuan yang menonjol dan yang mendapat bimbingan dan penyaluran dari guru dan orang tuanya. Tetapi lebih banyak mereka yang sampai saat ini masih mengalami kebingungan. Setiap orang diberi kemampuan yang berbeda satu terhadap yang lain, sebab dengan perbedaan tersebut maka terjadilah apa yang dikehendaki Tuhan, yakni agar manusia saling membantudan bekerjasama dalam memperkembangkan diri. Tetapi kemampuan yang dianugerahkan Allah itu perlu disadari dan dikembangkan dengan sikap yang bertanggungjawab sebab pada saatnya nanti, manusia harus mempertanggungjawabkan pemberian Tuhan itu.

a. Perumpamaan tentang talenta memberi pesan yang cukup jelas. Kemampuan yang ada pada diri manusia merupakan anugerah Allah, bukan berasal dari diri manusia itu sendiri. Manusia harus bertanggungjawab terhadap pemberian Tuhan itu. Sikap bertanggungjawab ditunjukkan dengan berusaha keras mengembangkannya agar berbuah berlipat ganda, dan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, bila manusia hanya membenamkan kemampuan yang diberikan itu berarti manusia menyia-nyiakan anugerah itu, dan lama-kelamaan kemampuannya itu akan tumpul, bahkan akan hilang.

b. Cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta yakni:

- Melatih diri terus-menerus tanpa takut salah atau gagal

- Masuk dalam kelompok atau organisasi yang mempunyai minat yang sama sehingga dapat saling mengembangkan

- Belajar dan berani bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman

c. Sikap dalam mengembangkan kemampuan dan talenta yakni:

- Tidak mudah putus asa, Tekun, Disiplin, Berusaha dengan keras dan Menyertakan Tuhan dalam setiap usaha.


D. KEMAMPUANKU TERBATAS

Keterbatasan kemampuan dapat membuat orang bingung, bahkan menyalahkan Tuhan seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan nasib mereka. Di kalangan remaja, hal tersebut nampak dalam beberapa ungkapan berikut: “mengapa saya tidak dilahirkan dengan wajah cantik/ganteng? Mengapa orang tua saya miskin? Mengapa saya tidak sepintar dia? Mengapa Engkau menciptakan aku dalam keadaan cacat?”

a. Kisah Yesus meredakan angin ribut memberikan dia pesan penting:

· Menguatkan keyakinan iman kita, bahwa dibalik keterbatasan yang dimiliki, manusia dipanggil saling membantu dan bekerja sama dengan orang lain, untuk saling mengembangkan dan menyempurnakan.

· Allah mengajak manusia agar bilamana mengalami keterbatasan diri, ia harus mencari sumber kekuatan dan kesempurnaan sejati yakni Tuhan Allah.



Jangan Menyerah

Tak ada manusia yang terlahir sempurna

Jangan kau sesali segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah

Dapatkan cobaan yang berat

Seakan hidup ini tak ada artinya lagi

Reff 1

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik

Tak ada manusia

Yang terlahir sempurna jangan kau sesali

Segala yang pernah terjadi

Reff 2

Tuhan pastikan menunjukkan

Kebesaran dan kuasanya

Bagi hamba-Nya yang sabar

Dan tak kenal putus asa

Kembali ke reff 1


E. SYUKUR SEBAGAI CITRA ALLAH

Gereja mengajak kita untuk senantiasa bersyukur, karena hanya manusia yang mampu bersyukur. Manusia mampu bersyukur karena manusia adalah citra-Nya, Allah telah membekali manusia dengan akal budi dan hati nuraniserta Roh. Semua itu memampukan manusia untuk senantiasa mencari Allah dan mengarahkan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Melalui akal budi, hati nurani dan Roh manusia beriman mampu mengamini, bahwa sesungguhnya hidup manusia dengan segala pengalamannya, baik manis maupun pahit, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan segala keadaannya, sempurna atau tidak sempurna, cantik atau kurang cantik, tidak pernah terlepas dari Allah sang pencipta. Hidup yang kita alami apa pun keadaannya merupakan bukti pemeliharaan dan cinta Tuhan. Maka selayaknya manusia pun bertumbuh menjadi pribadi yang penuh syukur kepada-Nya. Manusia akan mampu bersyukur jika mampu:

· Mengagumi keindahan dan karya serta penyertaan Tuhan dalam hidupnya

· Mengakui bahwa apa yang dilakukan Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan mencintai dirinya

· Mengungkapkan dengan ibadah

· Mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari melalui tindakan

· Rasa syukur yang diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari misalnya:

· Menolong sesama yang menderita

· Berusaha hidup lebih baik

· Memelihara kehidupan itu sendiri, misalnya dengan menjaga kesehatan, kebersihan, menjauhi obat-obatan, menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan suster Theresa yang menolong orang-orang miskin dan terbuang.


BAB II

AKU DICIPTAKAN SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI


A. Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-laki

Manusia laki-laki dan perempuan diciptakan atas kehendak Allah. Keduanya dikasihi-Nya, sekalipun terkadang manusia mempertanyakan mengapa dirinya terlahir sebagai perempuan atau laki-laki. Bahkan ada di antara mereka yang berkeinginan atau memutuskan diri untuk berganti gender. Tentu kita tidak perlu menghakimi mereka itu. Bagaimana pun, semua agama mengajak kita untuk merasa bangga menjadi perempuan atau laki-laki dan hidup sesuai dengan panggilannnya agar dapat memuliakan Allah yang menciptakannya.

a. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan kepadanya dilengkapi dengan kebaikan dan keindahan. Semua itu, baik adanya. Allah memberkati dan mengasihi keduanya, mereka begitu berharga di mata Allah.

b. Kita patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita sebagai laki-laki atau perempuan, yakni supaya melengkapi dan mengembangkan satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (kejadian 2:18-25) mereka saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya.

c. Kita patut bangga terhadap anugerah yang melekat pada diri kita dan mensyukurinya.

B. PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI SEDERAJAT

Dalam kebudayaan tertentu kita menjumpai pandangan yang menganggap laki-laki lebih berharga dibandingkan dengan perempuan. Hal itu disebabkan karena laki-laki dianggap pribadi yang kuat dan dapat menguasai banyak hal sedangkan perempuan dipandang sebagai pribadi yang lemah dan kurang mampu menjadi pemimpin dalam keluarga. Inilah yang disebut budaya patriarkhi, yakni budaya yang memandang kedudukan kaum laki-laki lebih penting daripada kedudukan kaum perempuan

Dalam Kehidupan Yesus pun demikian.

a. Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi tatkala kaum perempuan menjadi warga masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat. (3)

b. Kasus-kasus dalam kitab suci yang menggambarkan tentang penomor duaan terhadap kaum perempuan yakni:

· Perempuan yang kedapatan berbuat dosa, dihakimi secara sepihak olehorang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa (Yoh 8:2-11).

· Peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuaan jemaat menunjukkan betapa kaum perempuan terpinggirkan, kurang diberi tempat (1kor. 14:26-40; 1Tim 2:11-14).

· Yesus sangat menghargai dan membela perempuan. Dalam Matius 15:21-28 Yesus memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya.

c. Kebiasaan baik yang dilakukan untuk mewujudkan penghormatan terhadap kesederajatan yakni:

· Mau bergaul dengan siapa saja dengan tetap menjaga kesopanan dan kesusilaan

· Tidak menghina lawan jenis

C. Mengembangkan Diri sebagai Perempuan dan Laki-laki

Allah menciptakan manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai citra-Nya. Maka panggilan agar kita mengembangkan diri, entah sebagai perempuan atau laki-laki, terutama agar kita semakin mampu menampilkan dan memancarkan gambaran diri Allah. Dalam Katekismus Gereja Katolik art. 2335 ditegaskan bahwa: manusia, entah perempuan atau laki-laki harus mampu memancarkan citra (gambaran dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut.

Salah satu wujud untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki antara lain dengan cara menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan atau laki-laki(bdk. Katekismus Gereja Katolik art. 2342-2345). Santo Paulus dalam 1Kor 6:13b-20 mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk mewujudkan kehendak Allah.


BAB III

             PERAN KELUARGA, SEKOLAH, GEREJA DAN MASYARAKAT BAGI      PERKEMBANGANKU

Manusia diciptakan Allah sebagai pribadi yang unik. Keunikan ini Nampak dalam perbedaan sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, hal-hal lain yang menyangkut kebersamaan hidup dalam perkembangan dan pertumbuhan harus dilengkapi bersama. Untuk melengkapi apa yang perlu dalam hidup, maka manusia membutuhkan orang lain sehingga dia disebut sebagai homo socius (makhluk social). Karakter atau ciri ini, menjadi penentu bagaimana manusia dalam kebersamaannya menghayati apa yang ada dalam dirinya sebagai citra Allah yang tidak hanya unik, tetapi juga berakal budi.

Dalam bab ini terdapat beberapa objek kajian yang menjadi pusat perhatian antara lain: Keluarga, Jemaat (Gereja), Sekolah dan Masyarakat. Ketiga objek kajian tersebut sejatinya ingin mengajak peserta didik menghayati kehidupannya sebagai pribadi yang bernilai dalam kata dan tindakan. Melalui kata dan tindakan, peserta didik menemukan sejauh mana ia menjadi pribadi yang peduli terhadap, keluarga, sekolah Gereja dan masyarakat.


A. PERAN KELUARGA BAGI PERKEMBANGANKU


Keluarga pada dasarnya merupakan lingkungan pertama dan utama bagi setiap orang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, segala pengalaman dan kondisi yang terjadi dalam keluarga mempunyai daya pengaruh yang paling kuatbagi pembentukkan diri seseorang.

a. Saat ini kehidupan keluarga-keluarga mengalami perubahan pola hidup yang sangat tajam. Di perkotaan, kondisi keluarga atau rumah sudah mulai bergeser bagaikan losmen atau tempat penginapan, karena akibat karena akibat kesibukan masing-masing anggota keluarga menyebabkan mereka jarang berkumpul besama-sama, jarang berkomunikasi satu sama lain walaupun mereka tinggal dalam satu rumah dan istirahat dalam rumah yang sama.

b. Yang makin tumbuh dalam keluarga-keluarga sekarang adalah sikap kurang peduli satu sama lain.

c. Kurangnya komunikasi dalam keluarga adalah awal kehancuran keluarga itu sendiri. Maka tak heran banyak remaja yang lebih betah di luar rumah dengan temannya daripada tinggal di rumah.

d. Mencintai keluarga dapat diwujudkan antara lain dengan cara:

d. Memberi perhatian pada peristiwa-peristiwa khusus atau stimewa keluarga, misalnya, memberi ucapan selamat ulang tahun kepada anggota keluarga yang berulang tahun.


B. PERAN SEKOLAH BAGI PERKEMBANGANKU

Hingga saat ini semua mengakui bahwa lembaga pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, atau “sekolah” mempunyai peran yang strategis dalam membantu proses pembentukkan diri seseorang. Yang dimaksud “sekolah” tentu meliputi banyak aspek sarana dan prasarana, terutama manusia-manusia yang ada di dalamnya. Merekalah yabg berperan lebih banyak dalam proses pembentukkan diri.

v Contoh konkret:

1. Sikap terhadap mata pelajaran: dari sejumlah mata pelajaran, Riki paling menyukai olahraga, dan paling membenci matematika. Demi kegiatan olahraga ia rela mengorbankan apa saja, tetapi setiap pelajaran matematika ia lansung merasa stress hingga kini sering membolos.

2. Sikap terhadap guru, kepala sekolah, tata usaha, karyawan

3. Sikap terhadap teman; Stefen anak yang pandai, nilai-nilai ulangannya selalu baik. Sayang ia kurang disukai teman-temannya, ia lebih banyak menyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman lain, apalagi kemampuannya lebih rendah dari dia; Sikap dalam belajar.

C. PERAN GEREJA BAGI PERKEMBANGANKU

Manusia adalah mahkluk social dan sekaligus mahkluk beriman, yang mempunyai relasi secara khusus dengan Allah pencipta-Nya. Sesungguhnya sejak seseorang dibaptis, ia menjadi anggota komunitas Gereja yang dipanggil untuk ikut bertanggungjawab dan terlibat aktif dalam kegiatan kegiatan Gereja.

1. Memberikan kematangan hidup rohani, melalui sakramen-sakramen.

2. Menjadi saksi Injil Kristus

3. Meneladani kehidupan Para Kudus.

b. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Umat di Roma memberi penegasan tentang peranan orang-orang beriman yang lebih dahulu bergabung dalam Gereja.

c. Dari Gereja kita memperoleh:

e. Sabada-Nya Allah yang mencakup “hukum-hukum Kristus”

f. Rahmat sakramen

g. Teladan kekudusan

Lagu: Dalam Yesus Kita Bersaudara, Dalam Yesus, kita bersaudara 3x, Sekarang dan selamanya, Dalam Yesus kita bersaudara, Dalam Yesus saling melayani 3x, Sekarang dan selamanya, Dalam Yesus saling melayani, Dalam Yesus saling mengampuni 3x, Sekarang dan selamanya, Dalam Yesus saling mengampuni, Dalam Yesus kita mengasihi 3x, Sekarang dan selamanya, Dalam Yesus saling mengasihi.

D. PERAN MASYARAKAT BAGI PERKEMBANGANKU

Kesadaran bahwa dirinya bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat bagi remaja di perkotaan menunjukkan gejala yang menurut banyak remaja di perkotaan yang sudah tidak mengenal tetangga, bahkan yang terdekat sekalipun, di kiri-kanan, depan belakang rumahnya. Dalam Dokumen Konsili Vatikan Ke II tentang Gereja dalam Dunia Dewasa ini (GE) art 25 ditegaskan, bahwa “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling bergantung”. Hidup di tengah masyarakat bukanlah sebuah kewajiban, tetapi merupakan kodrat yang tidak dapat dipungkiri. Ia melekat sebagai keharusan hakiki, karena tanpa itu semua ia takkan hidup dan berkembang.

a. Istilah masyarakat memiliki arti yang luas. Menurut ilmu sosiologi, masyarakat adalah keseluruhan hidup manusia yang terjadi dalam kelompok-kelompok dan saling berinteraksi. Masyarakat tersusun menurut macam-macam kelompok, organisasi dan anggota dengan status dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hidup bermasyarakat harus diatur secara aktif dan adil. Sebagai mahkluk social, manusia membutuhkan masyarakat demi perkembangannya.

Unsur-unsur yang ada dalam masyararkat:
1. Norma : kebiasaan umum atau aturan yang menjadi pedoman perilaku yang sudah ada dalam suatu kelompok masyarakat dan memiliki batasan wilayah tertentu.
2. Adat-istiadat : kebiasaan turun temurun yang dilakukan berulang-ulang yang menjadi tradisi atau ciri khas dari suatu daerah.



BAB IV

MENGEMBANGKAN DIRI MELALUI PERGAULAN


A. BERTEMAN

“Tak kenal maka tak sayang”, kalimat ini tentu tidak asing lagi di telinga setiap pendengar. Dibalik kalimat tersebut mempunyai pengertian bahwa seseorang yang hidup hendaklah berteman, berelasi pada sesama agar dapat saling mengerti dan memahami sehingga memungkinkan timbulnya rasa kasih sayang yang mendalam dan murni.

a. Pengertian
Berteman dapat diartikan sebagai hubungan atau relasi, dimana terjadi antara dua orang atau lebih, baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis.

· Ciri-ciri berteman antara lain:
Ada relasi atau hubungan timbal balik antara kita semua yang menjalin pertemanan. Hubungan pertemanan dapat sebatas pada teman sepermainan, berusaha tidak saling mengecewakan, teman belajar.

· Hal-hal yang menjadi penghambat dalam berteman yakni:

Egois, acuh tak acuh, munafik, kurang peka, pergaulan kurang luas. Dalam proses berteman tidak semuanya dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Dalam pertemanan, ternyata untuk mengusahakan pertemanan yang indah, menggembirakan dan saling mengembangkan bukanlah hal yang mudah. Perlu ada usaha-usaha nyata untuk menggapainya. Berikut sikap-sikap yang perlu diusahakan berdasarkan ajaran Paulus agar relasi bisa tercipta yakni: Sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tidak mementingkan ego, dan tidak sombong (rendah hati).

c. Kitab-kitab yang menerangkan tentang pertemanan yakni: Filipi 2:1-8

d. Contoh konkret agar relasi dalam berteman menjadi indah:
· Ketika teman membutuhkan pertolongan dan kita menjadi orang yang sadar bahwa teman membutuhkan pertolongan peka untuk menanggapi tanpa harus diminta.


B. BERSAHABAT

Pertemanan merupakan pergaulan biasa antar sesama. Pertemanan yang biasa tersebut, jika dilakukan secara lebih intensif, akan dapat meningkat dalam relasinya menjadi “persahabatan”. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa relasi dengan teman tentu saja tidak sedalam relasi kita dengan sahabat.

a. Pengertian

Sahabat adalah:

· Teman yang selalu ada untuk mendampingi ketika kita sangat membutuhkan.

· Memberi penghiburan ketika kita dalam kesusahan.

· Tidak membiarkan ketika kita membuat salah.

· Ia hadir untuk memberikan nasihat.

· Ia menunjukkan arah ketika kita tersesat.

· Dia bersedia menerima kita apa adanya, tidak pernah menuntut melebihi kemampuan kita. Singkatnya, seorang sahabat adalah: seseorang yang setia menemani kita dalam suka dan duka.

b. Sikap-sikap yang tumbuh dari persahabatan yang baik adalah:

· Cinta kasih, terbuka, jujur, rela berkorban tanpa pamrih, saling memahami, setia dan tidak mencari keuntungan diri.

c. Sikap-sikap yang dapat menghancurkan persahabatan antara lain:

· Egois atau menvcari keuntungan sendiri

· Munafik atau sikap pura-pura

· Ketidakjujuran dan tidak setia

d. Kitab-kitab yang menerangkan tentang persahabatan antara lain; 1 samuel 18:1-4

e. Kesimpulan, persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang sungguh-sungguh berorientasi pada orang yang dikasihinya. Orientasi ini memampukan dirinya untuk berbuat tanpa pamrih, berani meninggalkan dirinya sendiri demi sahabat yang tidak hanya bersama kala suka, tetapi tetap hadir terutama saat duka menimpa, bahkan bila perlu ia berani mengorbankan segalanya demi sahabatnya.
 

C. BERPACARAN

Seiring dengan perkembangannya seoarang remaja akan memasuki relasi social yang semakin luas. Awalnya hanya bergaul dan membentuk kelompok dengan teman sejenis, namun lama-kelamaan mulai merasa perlu untuk menjalin relasi dengan lawan jenisnya. Pertemanan yang mendalam dan khusus dengan lawan jenis pada akhirnya akan terjalin hubungan khusus yang disebut pacaran. Bolehkah berpacaran di sekolah,? Banyak yang pro dan kontra atas pernyataan ini.

v Orang yang setuju dengan pernyataan ini memiliki asumsi bahwa:

· Masa remaja adalah masa yang indah

· Masa dimana mulai kenal dengan yang namanya persahabatan dan cinta

· Sebagai pemacu semangat dalam belajar

v Sedangkan orang yang tidak setuju memiliki pikiran:

· Masa remaja merupakan masa yang labil

· Masa dimana remaja belum dewasa dalam bersikap dan dikhawatirkan akan terjerumus dalam hal-hal negative



Terlepas dari pro dan kontra yang ada, berikut akan disampaikan tips-tips dalam berpacaran agar dapat menjalani pacaran secara sehat yakni:

· Sebagai orang beriman, haruslah pertama-tama mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Norma-norma agama harus menjadi pedoman dalam berperilaku, termasuk dalam berpacaran.

· Sebagai pelajar, cobalah untuk menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan seperti: Kegaiatan ekstrakurikuler di sekolah, belajar kelompok, kegiatan pengembangan diri dengan les.

· Berusahalah tetap berteman dengan teman yang lain

· Jadikan pacaran sebagai penyemangat dan motivasi diri

· Hindarkan diri dari berbagai bentuk pornografi, agar tidak terjerumus dalam hal yang negative

Kitab-kitab yang menerangkan tentang berpacaran yakni: Amsal 4:23, 1 korintus 15:33, Roma 12:12, Yeremia 29:11, Amsal 23:18.

Kesimpulannya, pacaran yang benar harus didasari dengan kasih Allah sehingga orientasi pergaulan itu hanya ada di dalam tubuh Kristus.


BAB V

MENELADANI KARAKTER DAN SIKAP YESUS

A. YESUS SANG PENDOA

Seseorang dapat dijadikan model biasanya karena orang itu mengagumkan, ia memperlihatkan hal-hal yang luar biasa bukan terutama sebatas apa yang dikatakannya, melainkan keteladan nyata dalam tindakannya. Bagi orang katolik, model yang patut diteladani adalah pribadi Yesus Kristus. Meneladani Yesus tidaklah hanya berarti mengetahui apa yang dilakukan Yesus, tetapi terutama kesediaan dan keberanian melakukan yang sama. Singkatnya, pada dasarnya seluruh hidup Yesus Kristus.

Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa yang baik, terjadi suatu komunikasi timbal balik antara kita dengan Tuhan. Bagi umat katolik, teladan dalam hal doa tentulah Yesus sendiri.

Pada bagian ini kita diminta untuk melihat teks kitab suci matius, 6:5-15 yang berkaitan dengan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus.

a. Kebenaran yang ada dalam perikop ini yakni:

· Ia selalu menemukan kesempatan untuk berdua dengan Allah. Betapapun sibuk hidup-Nya, Ia tetap dapat “naik ke atas bukit dan berdoa seorang diri” (Matius 14:23).

· Ia selalu melibatkan Allah saat menghadapi peristiwa-peristiwa penting dalam hidup-Nya. Seperti: dalam peristiwa pembaptisan (Lukas 3:21), saat memanggil para rasul-Nya. (Lukas 6:12-13), saat mengahadapi sengsara dan wafat-Nya (Matius 26:36).

b. Doa Bapa kami merupakan salah satu warisan yang paling berharga, yang Tuhan Yesus berikan kepada kita. Doa ini mengandung tujuh permohonan yang terbagi menjadi dua bagian yakni:

· Untuk memuliakan Tuhan (Matius 6:9-10)

· Untuk kebutuhan kita yang berdoa(Matius 6:11-13)

Doa ini mengandung pujian/penyembahan kepada Allah, penyerahan diri kita kepada-Nya, pertobatan dan permohonan.

c. Sikap berdoa yang baik yang disampaikan oleh Yesus, yaitu

· Masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.

· Dalam berdoa janganlah bertele-tele seprti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Kesimpulannya, doa menjadi sumber kekuatan kita sebagai seorang beriman. Dalam doa, kita dapat berdialog, mendengar Tuhan dan menyampaikan segala sesuatu kepada-Nya.


B. YESUS YANG BERBELAS KASIH

Di dalam kehidupan ini kita sering menjumpai orang yang tersingkir, menderita dan sengsara. Hampir di sudut-sudut kota besar kita, jumpai orang-orang yang menderita, yaitu para pengemis, gelandangan, pengamen, pembersih kaca mobil dan pemulung. Orang-orang seperti ini merupakan orang-orang yang perlu mendapat perhatian kita.

a. Pada umumnya orang ketika seseorang disakiti ia akan membalasnya dengan kejahatan pula. Bahkan jika mungkin, pembalasannya dilakukan dengan lebih berat atau besar. Semangat “mata ganti mata” dan “gigi ganti gigi”, semangat balas dendam masih tetap dipraktikkan banyak orang.

b. Kata “belarasa” sebenarnya untuk menggantikan kata “agape” (yang terlalu asing), “kasih” (yang sudah kehilangan arti) dan “cinta” (yang artinya mendua). Secara harafiah, kata belarasa berarti ikut merasakan, menderita atau merasa bersama.

c. Ciri-ciri khas orang kristiani adalah kasih (belarasa). Salah satu kesulitan untuk melaksanakannya adalah karena belarasa sekaligus berkaitan dengan emosi dan tindakan kehendak. Membiasakan berbela rasa, berbelas kasih perlu dilakukan agar menjadi sebuah keutamaan.

d. Perikop Kitab suci yang menerangkan tentang belarasa dan belak kasih Yesus yakni Lukas 6:27-37dan Lukas 7:11-17.

Kesimpulan

· Melalui sikap dan tindakan-Nya, Yesus ingin menyatakan cinta Allah kepada semua manusia tanpa terkecuali. Kasih Yesus sungguh menguatkan dan meneguhkan orang lain, sehingga pada akhirnya orang yang menderita merasa diselamatkan dan memuliakan Allah

· Tindakan Yesus yang menunjukkan sikap berbelas kasih yang lainnya tampak dalam perbuatan,

a. Menyelamatkan wanita yang tertangkap basah berzinah

b. Menyembuhkan orang sakit kusta

c. Menyembuhkan orang buta

· Yesus melakukan semua perbuatan kasih itu bukan demi mencari pengikut yang banyak, bukan pula demi popularitas, namun semua itu dilakukan demi pembebasan dan kebahagiaan orang yang dikasihi-Nya.

Lagu Bahasa Cinta
Solo
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia

Jika tanpa kasih cinta, hampa tak berguna

Reff
Ajarilah kami bahasa cinta-Mu

Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku

Ajarilah kami bahasa cintaMu

Agar kami dekat padaMu

Andaikan aku pahami, bahasa semua

Hanyalah bahasa cinta, kunci tiap hati

Solo
Cinta itu lemah lembut, sabar sederhana

Cinta itu murah hati, rela menderita


C. YESUS SANG PENGAMPUN

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan baik terhadap diri sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap Tuhan. Walaupun demikian, tidak semua orang melakukan kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang yang mau dengan senang hati untuk memaafkan atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepadanya, apalagi jika dirasakan bahwa kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan hati.

a. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan atau juga orang sulit untuk meminta maaf atas kesalahannya antara lain:

· Karena keinginan untuk mempertahankan “harga diri” atau wibawa

· Karena gengsi

· Karena sikap egois dan mau menang sendiri

b. Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan:

· Menumbuhkan rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri sendiri

· Orang yang bersalah pada akhirnya menanggung rasa bersalah secara berkepanjangan

· Tumbuhnya permusushan dan kebencian

c. Keuntungan yang dapat diperoleh dari sikap memaafkan dan mengampuni yakni:

· Hati tenang, tentram, damai, jauh dari segala permusuhan dan dendam, bahkan dengan memaafkan atau meminta maaf hubungan kita dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap berjalan dengan harmonis dan menyenangkan.

d. Kitab-kitab yang menerangkan tentang pribadi Yesus yang mengampuni yakni:

Matius 18:21-35

e. Sikap mengampuni juga ditulis oleh Lewis B. Smedes dalam bukunya yang berjudul mengampuni dan melupakan (forgive and forget).

Dalam bukunya ia menulis tentang empat tahap pemberian maaf di antaranya:

· Sakit hati

· Membenci

· Menyembuhkan

· Berjalan bersama


D. YESUS PEDULI TERHADAP PENDERITAAN MANUSIA

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, ternyata untuk berbuat baik tidak selalu mudah, sering ada hambatan entah dari diri sendiri maupun dari orang lain. Akibatnya, hal ini mebuat orang menjadi bersikap tidak peduli atau acuh-tak acuh terhadap sekitarnya karena tidak ingin direpotkan dengan berbagai hal termsuk tidak peduli pada sesamanya yang menderita. Sikap peduli terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan diri. Kebiasaan itu perlu dipupuk sejak dalam keluarga, sekolah dan akhirnya dalam masyarakat.

Ada cukup banyak orang kini bersikap kurang peduli terhadap mereka kaum kecil, lemah, miskin, tersingkirkan dan cacat.

v Ciri-ciri orang yang memiliki sikap peduli antara lain:

· Peka terhadap keadaan sesama disekitarnya

· Mudah dan ringan tangan untuk membantu sesama yang menderita

· Tidak mudah egois dalam banyak hal

· Mudah tergerak hatinya untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan

· Tidak malu ataupun canggung untuk menolong dan membantu sesama yang menderita

· Keteladanan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus bersikap seperti Yesus yakni rela berkorban dan peduli terhadap penderitaan sesama demi kesejahteraan banyak

· orang dan terus belajar setia atau taat kepada suara hati.



Lagu Allah Peduli

Banyak perkara

Yang tak dapat kumengerti

Mengapakah harus terjadi

Di dalam kehidupan ini

Satu perkara

Yang kusimpan dalam hati

Tiada satupun kan terjadi

Tanpa Allah peduli

Reff

Allah mengerti Allah peduli

Segala persoalan yang kita hadapi

Tak akan pernah dibirakann-Nya

Kubergumul sendiri

S’bab Allah mengerti



BAB VI

NILAI-NILAI DASAR YANG DIPERJUANGKAN YESUS


Misi utama Yesus Kristus diutus Allah ke dunia adalah mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah, yakni mewujudkan tatanan masyarakat di mana Allah merajai hidup manusia dan menaati-Nya, sehingga terciptalah dalam hidup manusia keadilan, perdamaian, kesederajatan antar manusia, pengampunan, kebahagiaan, kasih dan sebagainya.

A. KEBEBASAN ANAK-ANAK ALLAH

Pada hakikatnya kebebasan sudah melekat pada diri manusia sejak manusia ada, yaitu kita kenal dengan istilah hak asasi. Namun kenyataannya manusia seringkali disalahgunakan oleh manusia itu sendiri. Banyak pelanggaran yang terjadi karena salah kaprah tentang arti kebebasan. Kebebasan diartikan bertindak sesuka hatinya. Maka terjadilah pelanggaran dalam berbagai segi kehidupan.

a. Dua segi kebebasan antara lain:

· Bebas dari: maksudnya bahwa semua orang mendambakan dirinya terbebas dari banyak hal misalnya, bebas dari rasa lapar, bebas dari rasa sakit, bebas dari siksaan badan, bebas dari tempat yang sesak dan lain-lain

· Bebas untuk: maksudnya kita bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan berguna misalnya, bebas untuk menolong, mengeluarkan pendapat, berkreasi, beraktivitas.

b. Fungsi kebebasan

· Agar manusia tampil sebagai ciptaan Allah sebagi ciptaan yang bermartabat luhur

· Agar manusia dapat mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan berkat pilihan-pilihan yang dimilikinya dan agar manusia mengatur hidup menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan tidak bebas semaunya

Kesimpulannya: kebebasan tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna serta merusak masa depan.

B. SABDA BAHAGIA

Semua orang, ingin bahagia. Namun demikian, umunya banyak orang tidak tau secara persis kehidupan macam apa yang dapat menghantarnya kepada kebahagiaan. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang berbeda-beda untuk mencapai kebahagiaan itu. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa: saya bahagia kalo punya banyak uang, dapat makan enak, punya pasangan yang keren, atau kedudukan yang tinggi atau pendidikan yang tinggi, kesehatan dan prima dan penampilan yang oke dan sebagainya.

a. Pengertian

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita. Jika kita perhatikan, pemenuhan kebahagiaan itu bergeser terus, manusia cenderung menginginkan “lebih”: ingin lebih pandai, sukses, dan lebih baik.

b. Perikop yang menerangkan tentang sabda bahagia yakni:Matius 5:1-12

Dua aspek yang terkandung dalam sabda bahagia adalah:

· Aspek iman (Matius 5:3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu adalah; orang miskin, orang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar dan haus akan kebenaran

· Aspek social (Matius 5:7-10) orang yang berbahagia adalah;orang yang murah hati, orang yang suci hatinya, orang yang membawa damai, orang yang dianiaya karena kebenaran

Kesimpulan: Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya. Tuhan menghendaki agar manusia hidup dalam kebahagiaan. Setiap kitapun tentu mendambakan kebahagiaan. Oleh karena itu berdasarkan perikop kitab suci yang telah dijelaskan di atas maka semua manusia diminta untuk menjadikan kitab suci sebagai pedoman demi mencapai kebahagiaan dalam hidup.


C. KASIH YANG TIDAK MEMBEDAKAN

Manusia siapapun itu, apapun rasnya, sukunya, agamanya jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Sebagai mahkluk yang memiliki martabat yang sama, sepatutnya manusia hidup secara rukun antara satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan di dalam masyarakat kita, keanekaragaman yang ada antara lain bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, ras, agama, kelompok, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya, dan sebagainya. Tetapi pada kenyataannnya yang terjadi bahwa ketika seseorang melamar pekerjaan yang dilihat bukan kemampuan dan pendidikannya namun hal pertama yang ditanyakan adalah asal daerah, agama apa dan sebagainya. Praktik hidup semacam inilah yang harus diakhiri.

a. Perikop yang menggambarkan tentang kasih yang tidak membedakan yakni:

Lukas 10:25-37 (Orang samaria yang murah hati).

b. Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya: sedarah, seagama, segolongan, sepaham, status social yang tinggi, tidak mengkritik pandangannya dan sebagainya.

c. Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau merepotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamankan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi.

d. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa pada hakikatnya cinta kasih itu sendiri selalu terarah kepada orang lain, tanpa memandang siapa orang itu, apa agamanya, bagaiman keadaan ekonominya. Yang penting pemberian kasih kita itu menjadikan orang itu bahagia.

e. Contoh kasih tanpa pembedaan yang dilakukan oleh remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman yang kesusahan sekalipun bukan teman dekat.

D. MEMBANGUN DIRI SETURUT TELADAN YESUS

Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidupnya. Pada umumnya tokoh idola mereka adalah orang-orang yang terkenal, rupawan dan berprestasi. Dengan memiliki tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motivasi, dan pendorong semangat dalam setiap segi kehidupan para remaja. Remaja SMP merupakan remaja yang masih senantiasa mencari tokoh idola. Sebagai manusia kita menjadikan Yesus sebagai tokoh idola berarti berusaha menyerupai Yesus, berusaha untuk seperti Yesus, berusaha untuk menjadi kebanggaan Yesus dalam setiap langkah hidup kita.

Kesimpulan;

Kita sudah melihat seperti apakah Yesus itu. Karena kita telah mengimani bahwa Dialah Allah kita. Seluruh pribadi Yesus kita yakini memberi inspirasi dalam hidup kita. Seluruh hidup kita hendaknya diinspirasi, dimotivasi dan didorong oleh pribadi Yesus yang kita kenal dan kita imani itu. Dengan demikian Yesuslah tokoh idola kita dalam hidup.

Menjadikan Yesus sebagai tokoh berarti berusaha untuk menyerupai Yesus, berusaha untuk sepreti Yesus, berusaha menjadi kebanggaan yesus dalam setiap langkah, dan dalam setiap peri kehidupan kita. Yesus menjadi nafas dalam kehidupan kita.




DAFTAR PUSTAKA


Abideno, Dr., J.L. Ch. 2002. Seksualitas dan Pendidikan Seksualitas, Cet.ke-6. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Agoeng, P. Noegroho S., Pr.2008. Formasi Dasar Orang Muda untuk Remaja Setingkat SMP, Yogyakarta: Kanisius.

Auer, Jim.2002. Seks dan Remaja Kristen, Yogyakart, Kanisius.

Bakker, A., SVD. 1988. Ajaran Iman Katolik 1 untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Kanisius.

Barry, Wiliam A., S.J.2000. Menemukan Tuhan dalam segala sesuatu. Yagyakarta: Kanisius.

Centi, Paul J. 2006. Mengapa Rendah Diri, Cetakan XIII. Yogyakarta: Kanisius.

Chandra, julius. 1994. Hidup Bersama Orang Lain, Cet. Ke-11, Yogyakarta: Kanisius.

Chandra Julius dan Rini Chandra. 2001. Melangkah ke Alam Kedewasaan. Cet. Ke-9, Yogyakarta:Kanisisus.

De Mello, Anthony, S.J.2001. Hidup di Hadirat Allah, Cet. Ke-7, Yogyakarta: Kanisius.

Doukumen Konsili Vatikan II. 2003. Cetakan VII. Jakarta: Obor.

Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila Jilid III. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Hakenewerth, Quentin, SM.1987. Ikutlah Panggilan Hidupmu, Jakarta: CLC.

Handaya, Ben.2001. Etiket dan Pergaulan. Cet. Ke-17, Yogyakarta: Kanisius.

Hello, Yosef Marianus. 2004. Menjadi Keluarga Beriman, Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Katekismus Gereja Katolik. 1995. Ende: Arnolds.

Komkat KWI. 2004. Persekutuan Murid-murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: kanisius.

Lalu, Yosef. 2008. Percikan Kisah Anak Manusia, Jakarta; Komkat KWI.

Leahy, Louis. 1997. Sains dan Agama dalam Konteks Zaman ini, Yogyakarta:Kanisius.

Lamur, Alex. 2000. Menemukan Diri, Cet. Ke-9, Yogyakarta: Kanisius.

Vallet, Robert E. 1989. Aku Mengembangkan Diriku, Jakarta: CLC.

Van Breemen, P.S.J 1989. Kupanggil Engkau dengan Namamu, Yogyakarta: kanisius.

Tjhaja, Liria. 1999. Bertumbuh dan beriman, Pendidikan Seksualitas untuk Peserta didik SLTP. Jakarta: Kanisius.

Soekanto, soerjono. 1997. Remaja dan Masalah-masalahnya. Cet-7, Yogyakarta: Kanisius.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL

Guruku

  Oleh : Yenny Darut, S.Pd (Guru di SMP IL Kapten Fatubaa) Pixabay.pic Guruku  Masih segar dalam ingatanKu  Pesan mulia nan luhur “setelah h...